Seperti di wilayah lainnya di Afrika, orang Mesir kuno menganut
politeisme selama Kerajaan Lama, Kerajaan Pertengahan, hingga Kerajaan
Baru. Ini artinya mereka meyakini banyak dewa, beberapa di antaranya
adalah Ra, Anubis, Osiris, Isis, dan Horus. Para dewa ini disembah
dengan kurban hewan serta dengan sesajen dan banyak prosesi dimana
orang-orang mengarak patung dewa dari satu tempat ke tempat lain. Mereka
meyakini bahwa seluruh Mesir dimiliki oleh para dewa, dan bahwa firaun
merupakan perwakilan dewa di bumi atau bahkan mungkin merupakan
perwujudan dewa itu sendiri, sehingga segala yang ada di Mesir merupakan
milik firaun. Setelah seseorang meninggal, dipercaya bahwa Anubis
menimbang jiwanya terhadap sehelai bulu, jika jiwanya lebih berat, maka
itu artinya semasa hidupnya orang tersebut lebih banyak mlakukan
perbuatan jahat. Dengan demikian arwah orang itu akan dihukum. Orang
Mesir percaya bahwa setelah meninggal, arwah manusia pergi ke dunia yang
baru, yang mirip dengan dunia saat ini, oleh karena itu di makam
ditaruh berbagai benda yang kira-kira bakal diperlukan di alam lain.
Akan tetapi, seperti di Mesopotamia, ada pula sedikit monoteisme di
Mesir. Pada Kerajaan Baru, firaun Akhenaten memulai penyembahan dewa
baru yang disebut Aten. Ia tampaknya ingin membuat rakyatnya percaya
bahwa Aten adalah satu-satunya dewa yang sesungguhnya, atau mungkin
satu-satunya dewa yang pantas disembah. Setelah Akhenaten meninggal,
orang-orang kembali menyembah bermacam-cam dewa seperti sebelumnya.
Invasi Persia ke Mesir pada 539 SM tampaknya tidak memberikan banyak
perubahan terhadap agama Mesir. Rakyat Mesir tetap menyembah dewa-dewi
mereka sendiri. Dalam hal ini, bangsa Persia membanggakan diri karena
menganggap telah memberikan toleransi beragama kepada bangsa Mesir.
Ketika Ptolemaios menguasai Mesir pada 323 SM, terjadi perubahan. Di
bawah kekuasaan Yunani, bangsa Mesir mulai menyembah dewa-dewi Yunani,
meskipun mereka juga tetap menyembah dewa-dewi lama Mesir. Pada masa ini
pula, orang Yunani di Athena mulai menyembah dewi Mesir, Isis. Mereka
mengenal isis dari para pedagang yang berlayar ke Mesir.
Ketika Romawi menaklukan Mesir pada 30 SM, bangsa Mesir tetap
menyembah dewa-dewi mereka sendiri sambil, pada saat yang sama,
menyembah dewa-dewi Yunani, dan kali ini ditambah lagi dengan dewa-dewi
Romawi juga.
Ketika Kristen mulai tersebar di Romawi, sejumlah orang Mesir juga
ikut berpindah agama menjadi Kristen. Pada masa Penyiksaan Besar pada
313 M, sudah ada banyak orang Kristen di Mesir. Setelah para kaisar
Romawi menjadi Kristen dan penyiksaan berakhir, sebagian besar rakyat
Mesir tampaknya telah menganut agama kristen. Pada masa ini pula terjadi
konflik besar Arius dan Athanasius, yang berlangsung di Aleksandria,
Mesir.
Sekitar masa ini, gagasan mengenai pertapa mulai muncul di Mesir,
dimana orang-orang suci meninggalkan keluarga, pekerjaan, ladang, lalu
berkelana ke gurun yang jauh dari Nil, dan mengabdikan seluruh hidupnya
untuk Kirstus. Ketika ada cukup banyak pertapa, mereka pun berkumpul dan
mendirikan biara.
Seiring menyebarnya Islam di Mesir pada akhir 600-an M, sebagian
besar orang Mesir dengan cepat berpindah ke agama Islam. Beberapa orang
Yahudi dan Kristen yang tinggal di Mesir tetap menganut agamanya
masing-masing, dan orang Mesir Kristen disebut Koptik.
The Traveler IQ challenge ranks your geographic knowledge against 9,964,417 other travelers. Brought to you by TravelPod, a member of the TripAdvisor Media Network
Kamis, 21 Maret 2013
mesir kuno
Lihat ini juga
- Keunikan cumi-cumi yang hebat
- Download Presentasi Fisika tentang gaya magnetik
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia
- Download kumpulan soal UN dan soal latihan matematika SMA
- Contoh Soal Permutasi dan Kombinasi Serta Pembahasannya
- pengertian otot dan jenisnya
- bagaimana kentut bisa terjadi
- Penjelasan Gelombang dan bunyi serta jenisnya
- Pengertian dan bahaya dari marijuana
- Apakah olahraga penting untuk tubuh kita
0 komentar:
Posting Komentar